(1). Dianjurkan mandi karena Nabi ﷺ mandi pada hari Jumat sebagai hari iednya kaum muslimin. (HR. Ibnu Majah 1098)
(2). Dianjurkan makan sebelum sholat karena ied merupakan hari berbuka. (HR. At-Tirmidzi 542, Ibnu Majah 1756)
(3). Waktu sholat ied menurut jumhur Ulama dimulai sejak matahari meninggi (20 menit setelah terbit) sampai waktu zawal (matahari bergeser ke arah barat). Sholat iedul fithri pelaksanaannya lebih utama dita’khir (diundur) untuk memaksimalkan penyaluran zakat fitroh.
(4). Tidak ada adzan dan iqomah. (HR. Muslim 887)
(5). Tidak ada sholat qobliyah dan ba’diyah menurut pendapat yang rojih. (HR. Al-Bukhori 964 dan Muslim 2057)
(6). Mengatur shof apabila makmum hanya seorang laki-laki maka posisi makmum sejajar di sebelah kanan imam. Apabila makmum ada dua orang maka di belakang imam.
Sedangkan wanita maka shofnya di belakang imam laki-laki. Apabila imamnya wanita dan makmumnya seorang wanita maka posisi makmum sejajar di sebelah kanan. Apabila makmum wanita lebih dari satu orang maka imam wanita posisinya berada di tengah makmum sejajar.
(7). Sholat ied dikerjakan sebanyak 2 rokaat dengan 7 kali takbir pada rokaat pertama dan 5 kali takbir pada rokaat kedua. (HR. Abu Dawud 1149)
7 kali takbir boleh termasuk takbirotul ihrom (takbir pembuka sholat) atau di luar takbirotul ihrom. Boleh dengan mengangkat tangan atau tanpa mengangkat tangan dalam hal ini ada keluasan.
(8). Membaca doa istiftah setelah takbirotul ihrom dan tidak ada dzikir tertentu di antara takbir zawa’id (tambahan). Namun jika seseorang ingin membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir boleh sebagaimana yang diriwayatkan sebagian Salaf.
(9). Pada rokaat pertama usai takbir zawa’id membaca ta’awwudz, surat Al-Fatihah, lalu dianjurkan membaca surat Qof dan di rokaat kedua surat Al-Qomar, atau di rokaat pertama surat Al-A’la dan rokaat kedua surat Al-Ghosyiyah. (HR. Muslim 878 & 891)
(10). Bagi yang sholat munfarid (sendirian) maka tidak ada khutbah di rumah. Bagi yang berjamaah dianjurkan berkhutbah menurut madzhab Syafiiyyah mengikuti perbuatan Nabi ﷺ dan para khulafa’ur Rosyidin.
Sedangkan menurut madzhab Malikiyyah dan Hanabilah tanpa khutbah keadaannya sama seperti orang yang ketinggalan sholat Ied berdasarkan perbuatan Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu yang sholat Ied bersama keluarganya karena terlambat sholat bersama imam.